Pages

Saturday 7 December 2013

KULTUR JARINGAN

Pembuatan Kultur Murni (Parental) Jamur Tiram dengan Teknik Kultur Jaringan Menggunakan Media PDA (Potatoes Dextrose Agar) bagian 1

Tahap 1: Pembuatan Medium PDA
 
 A.    Bahan bahan yang diperlukan
  • Kentang            : 250 gram
  • Dekstrosa         : 20 gram
  • Agar powder    : 20 gram
  • Air  akuades     : 1 liter
  • Kapas  secukupnya
B.     Alat-alat
  • Cawan petri/botol kecil
  • Autoclave atau panci presto
  • Kompor
C.    Proses pembuatan:
1.      Setelah dikupas, kentang selanjutnya di potong-potong  dengan ukuran ±1 cm3. kemudian di cuci bersih.
2.      Siapkan cawan petri atau bisa juga digunakan botol-botol kecil yang berbentuk seperti botol whiskey. Cuci botol tersebut hingga bersih. Akan lebih baik apabila botol tersebut disterilkan dengan cara merebusnya ke dalam air mendidih.
3.      Kentang yang telah dicuci selanjutnya direbus dengan air sebanyak 1 liter selama 15-20 menit.
4.      Setelah selesai, pisahkan kentang hasil rebusan tersebut. Kemudian saring airnya hingga bersih. Apabila volume air kentang tersebut berkurang tambahkan air lagi hingga menjadi 1  liter  larutan PDA.
5.      Larutan  PDA (1 liter) kemudian dipanaskan kembali  sambil menambahkan dektrosa dan agar-agar secara perlahan hingga terlarut sempurna.
6.      Setelah terlarut dengan baik, tuangkan larutan PDA tersebut ke dalam botol sebanyak 1/4 volume botol.
7.      tutup botol tersebut dengan menggunakan kapas.
8.      Botol yang telah diisi media PDA selanjutnya disterilisasi menggunakan autoclave atau panci presto selama 20- 30 menit.
9.      Setelah selesai, keluarkan botol tersebut dan letakkan dalam posisi miring. Tujuannya untuk memperluas area dari media PDA sehingga pertumbuhan miselium jamur akan lebih banyak. Usahakan kemiringan hingga media PDA mendekati leher botol tapi tidak sampai menyentuh kapas pada tutup botol. Sentuhan media PDA dengan kapas dapat menyebabkan kontaminasi.
Untuk meyakinkan apakah media PDA ini terkontaminasi atau tidak biarkan selama beberapa hari kemudian perhatikan apabila terdapat titik titik hitam maka besar kemungkinan media telah terkontaminasi. Sebaliknya, apabila media terlihat bersih maka media PDA siap untuk digunakan dan diinokulasi dengan bibit jamur tiram.
 
 
 
 
Pembuatan Kultur Murni (Parental) Jamur Tiram dengan Teknik Kultur Jaringan Menggunakan Media PDA (Potatoes Dextrose Agar) bagian 2 

Tahap 2: Pembuatan Kultur Jaringan
 
A.      Alat dan Bahan
·       Botol berisi PDA
·       Pinset
·       Pisau scalpel
·       Jarum jara
·       Lampu spirtus
·       Alkohol 70%
·       Kapas
·       Ruang isolasi / laminar Flow
·       Jamur tiram
·       Pemantik api
·       Label + spidol
·       Lampu ultraviolet yang dipasang di ruang isolasi/laminar Flow
 
B.       Proses Pembuatan
1.                    Pilih jamur yang baik dengan ciri-ciri
a.       sehat (bersih, tidak busuk ataupun terkontaminasi hama atau jamur pengganggu),
b.       memiliki batang yang kuat,
c.        tidak terlalu tua artinya masih dalam masa pertumbuhan, bisa dilihat dari tudungnya yang belum terlalu besar,
d.       jamur yang dipilih merupakan jamur yang tumbuhnya tunggal (satu tangkai) tidak berkoloni (memiliki banyak tangkai)
2.     Bersihkan ruangan isolasi dan semua peralatan dengan menggunakan alkohol kemudian masukkan semua peralatan yang telah dibersihkan ke dalam ruang isolasi
3.     Nyalakan lampu UV di dalam ruang isolasi/laminar flow selama 10-15 menit, setelah itu matikan. Lampu UV berfungsi untuk mematikan bakteri-bakteri kontaminan
4.     Setelah peralatan siap, bersihkan kedua tangan dan botol-botol PDA dengan alkohol
5.     Masukkan kedua tangan ke dalam ruang isolasi kemudian pegang pisau skalpel/jarum jara seperti memegang sendok.
6.     bakar ujung  jarum jara tersebut beberapa saat dengan menggunakan lampu spirtus untuk membunuh kuman-kuman yang masih menempel. Pastikan jarum jara tidak menyentuh permukaan setelah pembakaran
7.     Setelah jarum dingin, siapkan bagian kecil  jamur yang akan dikultur dengan cara menyobeknya menggunakan tangan
8.     Potong jaringan dari dalam jamur dengan menggunakan jarum jara/pisau scalpel dengan ukuran 2 mm x 2 mm. Jaringan  yang dipotong kira kira terletak pada bagian tengah antara tudung buah dan batang.
9.     Siapkan botol PDA. Dekatkan dengan api untuk menjaga dari kontaminasi (± 20 cm). Buka kapas penutup botol
10.  secara perlahan lahan masukkan/inokulasi jaringan jamur yang telah dipotong dengan menggunakan jarum jara/pinset ke bagian tengah permukaan PDA.
11.  Setelah selesai tutup botol PDA segera dengan menggunakan kapas
12.  Beri label pada botol PDA dengan menuliskan keterangan-keterangan yang diperlukan seperti tanggal inokulasi,jenis jamur dll.
13.  simpan/inkubasi di tempat yang bersih
14.  lakukan pengamatan secara berkala. Bila terdapat kontaminasi segera pisahkan dan bersihkan.
15.  Setelah miselium memenuhi isi botol (2-4 minggu masa inkubasi) maka miselium siap digunakan untuk membuat bibit F1/turunan pertama. Apabila tidak langsung digunakan, botol-botol berisi miselium ini bisa diawetkan dengan menyimpannya di tempat yang dingin/lemari pendingin

MENANAM BUAH DALAM POT

Pada saat ini mungkin bagi masyarakat di perkotaan sangat sulit mempunyai kebun di sekitar rumah, karena jumlah populasi manusia yang terus membengkak, terpaksa penduduk hidup secara berdesak-desakkan ditambah harga tanah yang selangit. Keadaan seperti ini sangat memprihatinkan bagi mereka yang suka bercocok tanam karena lahan yang semestinya bisa ditanami tanaman, sayuran, atau buah-buahan tidak dapat lagi karena sudah penuh dengan rumah-rumah.
Sebenarnya semua itu dapat disiasati dengan bercocok tanam di dalam pot atau polybag. Menanam dengan cara seperti ini ternyata sudah sejak lama dilakukan oleh para ibu rumah tangga, tetapi tidak ditangani secara serius. Seandainya kalau kita mau menangani secara intensif hasilnya tak kalah dengan yang ditanam dikebun-kebun.
Budidaya tomat dalam pot atau polybag sebenarnya mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan menanam diperkebunan. Diantaranya dapat dilakukan oleh siapa saja terutama yang tidak mempunyai perkarangan yang luas, perkembangan tanaman mudah dikontrol, penyebaran/penularan hama dan penyakit sangat kecil dan menghemat pupuk karena tempat yang kecil.
Pada artikel ini akan dibahas budidaya tomat dalam pot atau polybag saja walaupun pada prinsipnya sama saja tata cara menanam sayur atau buah yang lainnya di dalam pot atau polybag.
Hal-hal yang harus disiapkan untuk budidaya tomat dalam pot atau polybag adalah :
a. Tempat dan Media Tanam
Budidaya tomat dalam pot atau polybag dapat memanfaatkan kaleng bekas , ember plastik, wadah bekas lainnya atau memakai pot atau polybag. Media tanam yang digunakan berupa tanah pupuk kandang atau kompos. Perbandingan dapat 1:1, 1:2, atau 1:3 tergantung kesuburan atau berat ringannya tanah. Wadah tempat yang sudah disiapkan bawahnya dilubangi dan ditutup dengan pecahan gendeng untuk aliran air siraman. Setelah itu diisi dengan media yang telah kita siapkan sampai penuh.
b. Pesemaian
Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemai terlebih dahulu lalu ditaruh pada wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang sudah bertunas itu perlu dipindah (disapih) ke tempat penanaman lain sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru bisa dipindah ke pot.
c. Penanaman
Yang harus diperhatikan sebelum tanaman dipindah ke media tanam sebaiknya media tanam perlu disiram terlebih dahulu. Untuk memindahkan tanaman dari persemaian ke pot harus hati-hati jangan sampai akar tanamannya sampai banyak yang patah, dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari.
d. Perawatan
Perawatan tanaman tomat dalam pot atau polybag lebih mudah karena kesehatan setiap tanaman lebih terkontrol dan penularan penyakit lewat akar dapat dihindari. Beberapa perawatan rutin yang perlu dilakukan sebagai berikut :
Periksa tanaman setiap hari, terutama dari hama dan penyakit. Bila dijumpai ada hama, ambil dan matikan hama tersebut dengan cara dijepit. Bila ada tanaman yang layu cabut dan buang saja medianya supaya tidak menular ke tanaman yang lain.
Bila tanaman kelihatan kurang subur, tambah pupuk kandang atau kompos yang telah matang.
Bila tanaman sudah tumbuh besar beri turus/pasak untuk membantu tegaknya tanaman tersebut.
Jangan biarkan media tanam terlalu kering, siramlah tanaman secara rutin, minimal 3 kali sehari. Perhatikan kadar air dalam media tanam jangan terlalu basah juga.
e. Panen
Budidaya Tomat dalam Pot atau Polybag dalam waktu relatif singkat sekitar 3 bulanan sudah dapat kita petik hasilnya.

Herpes Genitalia


Herpes Genitali adalah infeksi akut (STD=sexually transmitted disease), yang disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (terutama HSV=Herpes Simplex Virus type II), ditandai dengan timbulnya vesikula (vesikel = peninggian kulit berbatas tegas dengan diameter kurang dari 1 cm dan dapat pecah menimbulkan erosi kayak koreng kecil) pada permukaan mukosa kulit (mukokutaneus), bergerombol di atas dasar kulit yang berwarna kemerahan.
Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes ini berasal dari virus yang berbeda. Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster. Zoster tumbuh dalam bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kanan atau kiri saja. Jenis yang kedua adalah herpes simpleks, yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis), dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian besar herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada juga yang disebabkan oleh HSV-1 yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin secara orogenital, atau yang dalam bahasa sehari-hari disebut dengan oral seks, serta penularan melalui tangan.
Infeksi
Bila seseorang terkena HSV, maka infeksi yang terjadi dapat berupa episode I infeksi primer (pertama kali terjadi pada dirinya), episode I non primer, infeksi rekurens (ulangan), asimtomatik atau tidak ada infeksi sama sekali. Pada episode I infeksi primer, virus dari luar masuk ke dalam tubuh hospes (penerima virus). Selanjutnya, terjadilah penggabungan virus dengan DNA hospes tersebut dan mengadakan multiplikasi atau replikasi sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virus akan menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen dan bersifat laten.
Pada episode I non infeksi primer, infeksi sudah lama berlangsung tetapi belum menimbulkan gejala klinis. Pada keadaan ini tubuh sudah membentuk antibody sehingga pada waktu terjadinya episode I ini kelainan yang terjadi tidak seberat episode I dengan infeksi primer.
Sedangkan infeksi rekurens terjadi apabila HSV yang sudah ada dalam tubuh seseorang aktif kembali dan menggandakan diri. Hal ini terjadi karena adanya factor pencetus, yaitu berupa trauma (luka), hubbungan seksual yang berlebihan, demam, gangguan alat pencernaan, stress, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol serta obat-obatan yang menurunkan kekebalan tubuh seperti misalnya pada penderita kanker yang mengalami kemoterapi.
Gejala
Herpes genitalis primer memiliki masa inkubasi antara 3 - 7 hari. Gejala yang timbul dapat bersifat berat tetapi bisa juga tidak tampak, terutama apabila lukanya berada di daerah mulut rahim pada perempuan. Pada awalnya, gejala ini didahului oleh rasa terbakar beberpa jam sebelumnya pada daerah dimana akan terjadi luka. Setelah luka timbul, penderita akan merasakan gejala seperti tidak enak badan, demam, sakit kepala, kelelahan, serta nyeri otot. Luka yang terjadi berbentuk vesikel atau gelembung-gelembung. Kemudian kulit tampak kemerahan dan muncullah vesikel yang bergerombol dengan ukuran sama besar. Vesikel yang berisi cairan ini mudah pecah sehingga menimbulkan luka yang melebar. Bahkan ada kalanya kelenjar getah bening di sekitarnya membesar dan terasa nyeri bila diraba.
Pada pria gejala akan tampak lebih jelas karena tumbuh pada kulit bagian luar kelenjar penis, batang penis, buah zakar, atau daerah anus. Sebaliknya, pada wanita gejala itu sulit terdeteksi karena letaknya tersembunyi. Herpes genitalis pada wanita biasanya menyerang bagian labia majora, labia minora, klitoris, malah acap kali leher rahim (serviks) tanpa gejala klinis. Gejala itu sering disertai rasa nyeri pada saluran kencing.
Penularan dan Pencegahannya
Baik HSV-1 maupun HSV-2 menular melalui kontak kulit, ciuman, hubungan seks dan oral seks. Herpes paling mudah ditularkan pada masa terjadinya luka aktif. Akan tetapi virus juga dapat menyebar selama tidak ada gejala yang tampak, dan ditularkan dari daerah yang kelihatannya tidak aktif. Sebagian besar penularan herpes genitalis ini terjadi melalui kontak seksual. Sulitnya, kadang-kadang penderita tidak sadar bahwa ia sedang kambuh, sehingga dengan melakukan hubungan seks yang tidak terlindungi, ia menularkan virus ini ke pasangannya.
Memang akibat infeksi HSV-2 jarang sampai menimbulkan kematian pada orang dewasa. Namun herpes genitalis perlu penanganan serius, karena selain belum ada obat atau vaksin yang efektif, perkembangan akibatnya pun sulit diramalkan. Infeksi primer dini yang segera diobati besar kemungkinan akan dapat mencegah penyakit ini kambuh, sedangkan infeksi rekuren (ulangan) hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya.
Suami atau istri dengan pasangan yang pernah terinfeksi herpes genitalis perlu melakukan proteksi individual dengan cara menggunakan dua macam alat perintang, yaitu spermicidal foam (busa pembasmi sperma) dan kondom. Spermicidal foam mampu mematikan virus, sedangkan kondom berfungsi untuk menghambat atau mengurangi masuknya virus. Sementara itu si pengidap harus berusaha menyingkirkan faktor-faktor pencetus seperti yang sudah diungkapkan di atas.
Yang juga dikhawatirkan adalah penularan ibu yang mengidap HSV kepada bayi yang dikandung/dilahirkannya. Bila penularan (transmisi) terjadi pada trimester I kehamilan, hal itu cenderung mengakibatkan abortus. Sedangkan pada trimester II bisa terjadi kelahiran prematur. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita herpes genitalis dapat menderita kelainan yang sangat beragam, mulai dari hepatitis, ensefalitis bahkan bisa lahir dalam keadaan mati.
Selain pencegahan terhadap penularan serta menghindari faktor pencetus bagi penderita, yang perlu juga diperhatikan adalah kondisi kejiwaan bagi penderita herpes genitalis ini. Anggapan bahwa herpes adalah penyakit kotor, tidak dapat disembuhkan, menular dengan mudah, dll, membuat orang yang terkena herpes akan malu dan takut melakukan pemeriksaan dan berobat. Padahal apabila pengobatan dilakukan sedini mungkin, maka penyakit ini lebih bisa dikendalikan.

Efek rumah kaca dan gas rumah kaca

Efek Rumah Kaca atau Greenhouse Effect merupakan istilah yang pada awalnya berasal dari pengalaman para petani di daerah beriklim sedang yang menanam sayur-sayuran dan biji-bijian di dalam rumah kaca. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa pada siang hari pada waktu cuaca cerah, meskipun tanpa alat pemanas suhu di dalam ruangan rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di luarnya, dari sanalah istilah efek rumah kaca dikenal. Sedangkan Gas-gas Rumah Kaca adalah gas-gas yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca diantaranya adalah gas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), ozon (O3), dinitrogen oksida (N2O), dan chlorofluorocarbon (CFC).
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Adapun Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan Bumi, maka ia akan  berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Setelah itu permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah bergelombang panjang yang dipantulkan ke angkasa luar. Namun sebagiannya lagi tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang diantaranya adalah uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Dulu efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini (bumi) akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, maka akan mengakibatkan pemanasan global.
Peningkatan panas dari efek rumah kaca tentu saja tidak terlepas dari peranan jumlah gas rumah kaca yang ada di bumi. Semakin banyak gas rumah kaca maka semakin panas permukaan Bumi ini. Berikut adalah garis besar dari penyumbangan gas CO2 menurut FAO, antara lain:
1)    Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak
a.       Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya
b.        Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya ( diesel dan LPG)
c.        Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan
d.       Karbon yang terlepas dari pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui, setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak.
e.        Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya
2)    Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan
a.       Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya.
b.       Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya.
3)    Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen
a.       Emisi CO2 dari pengolahan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.
b.       Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0,8 juta ton per tahun.
Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, pembangkit tenaga listrik, serta pembabatan hutan.

MOLLUSCA DAN PERANANNYA DALAM KEHIDUPAN

Mollusca
1. Ciri-ciri Mollusca
Mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak. Sering kita jumpai hewan ini, baik di darat ataupun perairan. Hewan ini memiliki sifat kosmopolit, artinya hewan ini terdapat di mana-mana. Hewan ini sebagian besar dilindungi oleh cangkang meskipun ada juga yang tidak memiliki cangkang. Mollusca sudah memiliki sistem pencernaan, peredaran darah, respirasi, ekskresi, reproduksi, dan juga sistem saraf.
2. Klasifikasi
Mollusca dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:
a. Amphineura
Saat ini sudah dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu:
1) Aplacophora (tidak bercangkang)
2) Monoplacophora (bercangkang tunggal/satu sisi)
3) Polyplacophora.
Hewan ini memiliki ciri-ciri, yaitu cangkangnya memiliki susunan yang bertumpuk-tumpuk seperti susunan genting, hidupnya melekat di dasar perairan. Pada mulutnya dilengkapi dengan lidah parut atau radula. Contohnya adalah Chiton.
b. Bivalvia
Hewan ini disebut sebagai bivalvia karena tubuhnya dilindungi oleh cangkangnya yang setangkup, memiliki tubuh simetri bilateral. Hewan golongan ini bernapas dengan insang yang berlapis-lapis yang berbentuk seperti lembaran sehingga disebut juga sebagai Lamelibranchiata (lamela = lembaran, branchia = insang). Dari celah cangkangnya akan keluar kaki yang pipih seperti mata kapak sehingga hewan ini disebut juga Pelecypoda (pelecy = pipih, podos = kaki). Di bagian bawah cangkang terdapat mantel, yang terdiri atas jaringan khusus yang digunakan untuk membungkus alat-alat dalam, seperti alat pencernaan, alat reproduksi, insang, saraf ataupun jantung. Sistem peredaran darahnya terbuka. Di bagian belakang mantel ada sifon yang digunakan untuk jalan masuk dan keluarnya air. Salah satu contoh hewan yang termasuk dalam kelas ini adalah Maleagrina margaritivera (kerang mutiara). Cangkang kerang terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
1) Lapisan periostrakum, merupakan lapisan paling luar dan tersusun atas zat tanduk.
2) Lapisan prismatik, merupakan lapisan tengah yang tebal, terdiri atas zat kapur.
3) Lapisan nakreas, merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas zat-zat kapur yang halus. Lapisan ini disebut juga sebagai lapisan mutiara. Contoh spesies yang lain adalah: Asaphis detlorata (remis), Pecten, Ostrea (tiram).
c. Gastropoda
Sesuai dengan namanya, gaster artinya perut dan podos adalah kaki, Gastropoda adalah anggota phylum Mollusca yang menggunakan perut sebagai kaki atau berjalan dengan menggunakan perutnya. Semua Gastropoda memiliki cangkang sebagai pelindung kecuali Vaginulae. Contoh spesiesnya adalah Achatina fulica (bekicot). Bekicot merupakan hewan hermafrodit, alat reproduksinya adalah ovotestes. Alat ini mampu menghasilkan ovum dan sperma, namun dalam fertilisasinya tetap membutuhkan individu lain. Alat pernapasannya adalah insang untuk yang hidup di perairan dan paru-paru untuk yang hidup di darat. Memiliki sistem peredaran darah terbuka dan memiliki sistem pencernaan makanan yang sempurna. Pada mulut terdapat alat-alat, seperti rahang, gigi parut (radula), dan lidah. Memiliki dua pasang antena, sepasang antena panjang yang dilengkapi bintik mata untuk membedakan gelap dan terang serta sepasang antena pendek sebagai indra peraba dan pembau. Contoh-contoh yang lain adalah: Lymnaea (siput), Melania (sumpil).
d. Schapopoda
Hewan ini hidupnya ada di dasar perairan atau terpendam dalam pasir atau lumpur. Contoh spesiesnya adalah Dentalium vulgare. Cangkang hewan ini mirip dengan bentuk gading namun memiliki ujung yang terbuka.
e. Chepalopoda
Hewan- hewan yang tergolong kelas Chepalopoda adalah hewan yang memiliki kaki yang terdapat di kepala. Chepal artinya kepala dan podos artinya kaki. Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Sistem reproduksi dengan peleburan antara sperma dan ovum, jadi ada hewan jantan dan betina. Bergerak dengan menggunakan tentakel atau lengan yang terdapat di kepala. Kecuali pada Nautilus, Chepalopoda memiliki kantong tinta yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri dari pemangsa. Contoh: Loligo ( cumi-cumi), sotong, Octopus (gurita), Nautilus. Nautilus mempertahankan diri dengan merubah warna kulitnya sesuai dengan warna tempat lingkungan hewan ini berada.
3. Peranan Mollusca
Dalam kehidupan sehari-hari peranan Mollusca antara lain sebagai sumber protein hewani (contohnya bekicot dan kerang) dan sebagai bahan hiasan (contohnya cangkang kerang laut) dan penghasil mutiara. Selain itu, ada juga yang merugikan, yaitu Teredo navalis yang merusak kayu pada kapal dan juga sebagai inang antara dari cacing parasit dan juga hama tanaman (contohnya siput).

NAMA ILMIAH TANAMAN

Daftar Nama Tumbuhan dan Nama Latin
Daftar nama tumbuhan dan nama latin ini sebagai kumpulan nama tumbuhan (flora) yang dilengkapi dengan nama latin (ilmiah). Seratusan nama tanaman lengkap dengan nama latinnya saya susun sebagai daftar.
Daftar dalam artikel ini merupakan permintaan keponakan saya yang menanyakan nama tumbuhan beserta nama latinnya. Dari pada susah nulis hanya untuk dikirim pada satu orang via email, saya pikir akan lebih baik jika tumbuhan dan nama latin ini saya posting di blog sekalian. Siapa tahu ada yang membutuhkan.
Berikut daftar nama latin dari berbagai tumbuhan atau tanaman yang kesemuanya dapat ditemukan di Indonesia. Sedangkan untuk nama latin hewan baca: Daftar Nama Latin Hewan.
Nama Tanaman Hias atau Bunga dan Nama Latin
Tanaman hias atau bunga sangat banyak sekali ragam jenisnya. Berbagai spesies tanaman bunga dapat dengan mudah kita temukan. Berikut ini beberapa nama tumbuhan hias dalam bahasa Indonesia beserta nama latinnya.
  • Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
  • Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
  • Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum)
  • Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium)
  • Cempaka Putih (Michelia alba)
  • Cempaka Kuning (Michelia champaka)
  • Cempaka Telor (Magnolia coco)
  • Edelweis Jawa (Anaphalis javanica)
  • Kenanga (Cananga odorata)
  • Melati Gambir (Jasminum pubescens)
  • Melati Putih (Jasminus sambac)
  • Nibung (Oncosperma tigillarium)
Nama Tumbuhan Obat dan Nama Latin
Tanaman obat terkadang malah tidak dikenali padahal mempunyai khasiat sebagai obat herbal yang efektif. Berikut contoh nama tanaman obat beserta nama latinnya.
  • Ciplukan (Physalis angulata)
  • Gambir (Uncaria gambir)
  • Mengkudu (Morinda citrifolia)
  • Sirih (Piper betle)
  • Zodia (Evodia suaveolens)
Nama Tumbuhan Buah dan Nama Latin
Banyak diantara tumbuhan ini yang telah dirasakan buahnya. Namun hanya sedikit saja yang mengenal nama ilmiah tumbuhan-tumbuhan ini. Berikut beberapa contoh tumbuhan buah beserta nama latinnya.
  • Alpukat (Persea americana)
  • Apel (Pyrus malus)
  • Belimbing Manis (Averrhoa carambola)
  • Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
  • Ceremai (Phyllanthus acidus)
  • Delima (Punica granatum)
  • Durian (Durio zibethinus)
  • Duwet (Syzygium cumini)
  • Gayam (Inocarpus fagiferus)
  • Jambu Air (Eugenia aquea)
  • Jeruk Manis (Citrus sinensis)
  • Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
  • Kasturi (Mangifera casturi)
  • Kawista (Limonia acidissima)
  • Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum)
  • Kemang (Mangifera kemanga)
  • Kelapa (Cocos nucifera)
  • Kepa (Syzygium polycephalum)
  • Kepel (Stelechocarpus burahol)
  • Kersen (Muntingia calabura)
  • Korma rawa (Phoenix paludosa)
  • Lontar (Borassus flabellifer)
  • Mangga (Mangifera indica)
  • Manggis (Garcinia mangostana)
  • Matoa (Pometia pinnata)
  • Menteng (Baccaurea racemosa)
  • Mundu (Garcinia dulcis)
  • Nam Nam (Cynometra cauliflora)
  • Nangka (Artocarpus heterophyllus)
  • Pisang (Musa paradisiaca)
  • Pepaya (Carica papaya)
  • Rambutan (Nephelium lappaceum)
  • Salak (Salacca zalacca)
  • Sawo Kecik (Manilkara kauki)
  • Sawo Manila (Manilkara zapota)
Nama Tanaman Keras dan Nama Latin
Tanaman keras merupakan tanaman yang lebih banyak dimanfaatkan batang atau kayunya baik sebagai bahan bangunan ataupun bahan kerajinan. Berbagai tanaman keras tersebut diantaranya adalah:
  • Ajan Kelicung (Diospyros macrophylla)
  • Andalas (Morus macroura)
  • Baobab (Adansonia Digitata)
  • Bintaro (Cerbera manghas)
  • Eboni (Diospyros celebica)
  • Gaharu (Aquilaria moluccensis)
  • Gandaria (Bouea macrophylla)
  • Jati (Tectona grandis)
  • Karet (Hevea braziliensis)
  • Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
  • Kenari (Canarium ovatum)
  • Kendal (Cordia bantamensis)
  • Kepuh (Sterculia foetida)
  • Kokoleceran (Vatica bantamensis)
  • Limpasu (Baccaurea lanceolata)
  • Maja (Aegle marmelos)
  • Majegau (Dysoxylum densiflorum)
  • Nagasari (Palaquium rostratum)
  • Trembesi (Albizia saman Sin. Samanea saman)
Nama Tanaman Umbi dan Rimpang dan Nama Latin
Tanaman umbi atau rimpang sering kali kurang dikenali. Nah berikut ini beberapa contoh tumbuhan umbi beserta nama latinnya.
  • Jahe (Zingiber officinale)
  • Bengkuang (Pachyrhizus erosus)
  • Garut (Maranta arundinacea)
  • Ganyong (Canna edulis)
  • Kedawung (Parkia roxburghii)
  • Lengkuas (Alpinia galanga)
  • Singkong (Manihot esculenta)
  • Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Tumbuhan Rempah dan Nama Latin
Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai rempah atau penambah rasa masakan. Berikut contoh beberapa tumbuhan rempah beserta nama latinnya.
  1. Asam Jawa (Tamarindus indica)
  2. Bawang Merah (Allium cepa)
  3. Bawang Putih (Allium sativum)
  4. Cabai (Capsicum annum)
  5. Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
  6. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
  7. Kencur (Kaempferia galanga)
  8. Lada (Piper nigrum)
  9. Pala (Myristica fragrans)
Tumbuhan Lainnya dan Nama Latin
  • Jagung (Zea mays)
  • Kacang Hijau (Vigna radiata)
  • Kacang Kapri (Pisum sativum)
  • Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)
  • Kacang Panjang (Phaseolus vulgaris)
  • Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
  • Kentang (Solanum tuberosum)
  • Kesambi (Schleichera oleosa)
  • Padi (Oryza sativa)
  • Petai Cina (Leucaena leucocephala)
  • Terung (Solanum melongena)
  • Tuba (Derris elliptica)
Selain itu bisa dilihat juga daftar nama latin dari tumbuhan-tumbuhan:
  • Aneka jenis Bambu
  • Aneka jenis Melati
  • Aneka Jenis Kantong Semar
  • Aneka Jenis Anggrek Langka
  • Aneka Jenis Bunga Bangkai
  • Aneka Jenis Palem
  • Aneka Tanaman Penyerap Karbondioksida
  • Aneka Flora Identitas di Indonesia