1. Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan cacing
tanah dengan pemberian pakan berupa serasah melalui pembudidayaan secara miniatur.
2. Landasan
Teori
Cacing tanah merupakan salah satu jenis fauna yang
ikut melengkapi khazanah hayati fauna Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok
hewan tingkat rendah, dan merupakan kelompok annelida, dimana cacing banyak
ditemukan di lingkungan terrestrial basah. Secara langsung atau tidak langsung
cacing tanah bermanfaat bagi manusia, misalnya sebagai sumber pupuk organik,
peningkatan manfaat limbah organik, sumber protein hewani, bahan baku obat dan
kosmetik, dan sebagainya. Buku ini juga membahas biologi cacing tanah mulai
dari sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem respirasi dan ekskresi,
sistem syaraf, dan sistem reproduksi. Selain itu dibahas juga faktor ekologi
yang berpengaruh terhadap kehidupan cacing tanah baik terhadap perkembangbiakan
maupun pertumbuhannya (Brata, 2010: 4).
Belakangan ini, cacing merupakan suatu hewan yang
banyak dicari seiring dengan semakin banyaknya hewan peliharaan seperti burung,
ikan, yang diberi pakan dengan cacing. Agar pemenuhan kebutuhan terhadap cacing
terpenuhi, maka sebaiknya cacing dibudidayakan. Dengan dibudidayakannya cacing,
para penjual cacing tidak perlu mencari cacing dari tanah ke tanah lain, karena
pembudidayaan dapat mempermudah kita. Disamping itu, populasi cacing di alam
bebaspun tidak terancam punah.
Tekhnik yang biasa dipraktikkan oleh pembudidaya
cacing dalam skala kecil yaitu melewati tahap-tahap seperti penyiapan sarana
dan peralatan, pembibitan, dan pemeliharaan. Sarana dan peralatan untuk
membudidayakan harus bersifat murah, agar efisien. Dalam hal ini bisa digunakan
ember bekas ataupun yang lainnya. Pembibitan, merupakan suatu tahap dalam
menginokulasikan atau memindahkan cacing alam bebas ke wadah yang telah
disiapkan. Adapun pemeliharaannya dipraktikkan dalam wujud pemberian pakan.
Dari rentetan diatas selanjutnya kita dapat memanen cacing tersebut (Bappenas,
2000: 5).
3. Alat
dan Bahan
a. Alat
Tabel alat yang digunakan
No
|
Nama
Alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1
|
Ember
bekas
|
Kapasitas
20 liter
|
1
|
2
|
Kantong
kresek
|
Besar
|
secukupnya
|
3
|
Tali
rapia
|
Kecil
|
1
|
4
|
kamera
|
hp
|
1
|
5
|
Neraca
|
occhaus
|
1
|
b. Bahan
Tabel bahan yang digunakan
No
|
Nama
Bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1
|
Cacing tanah
|
Lumbricus
sp.
|
60
ekor
|
2
|
Tanah
|
Tanah
liat
|
secukupnya
|
3
|
Serasah
|
Serasah daun-daunan
|
secukupnya
|
4. Langkah
kerja
Pada
kegiatan ini kami melaksanakan langkah-langkah percobaan seperti berikut ini.
Pertama,
ember bekas dengan kapasitas 20 liter dipersiapkan. Selanjutnya dalam hal ini
media yang digunakan adalah tanah liat. Tanah liat dimasukkan ke ember tersebut
sampai terisi tiga perempat dari tinggi ember tersebut.
Langkah
kedua, cacing yang telah dibeli dari kios pakan burung dengan jumlah 60 ekor
selanjutnya ditimbang, kemudian dimasukkan ke media yang telah dibuat. Selanjutnya
ember yang telah berisi cacing, diberi serasah daun-daunan, dan kemudian ember
ditutup dengan kantong keresek dan mulut ember diikat dengan tali rapia. Lalu
bagian atas dari keresek tersebut diberi lubang untuk pernapasan cacing.
Ketiga,
setelah satu minggu, cacing tadi dikeluarkan dari medianya dan ditimbang kembali.
Data-data berupa berat cacing dicatat, adapun data lainnya difoto dengan
menggunakan kamera ponsel.
5. Hasil
pengamatan dan Pembahasan
a. Hasil
pengamatan
Cacing
yang kami budidayakan, mulai diinokulasi tanggal 26 maret 2012 dan berakhir
pada tanggal 2 april 2012. Dari percobaan yang kami lakukan selama satu minggu,
kami mendapatkan hasil berupa perubahan-perubahan seperti berat cacing
keseluruhan, dan jumlah cacing. Adapun data tersebut kami sajikan dalam bentuk
tabel hasil pengamatan seperti berikut ini.
Tabel hasil pengamatan
No
|
Indikator
yang diukur
|
Data
yang diperoleh
|
Keterangan
|
|
Di
awal
|
Di
akhir
|
|||
1
|
Berat
cacing
|
90
gram
|
120
gram
|
|
2
|
Jumlah
cacing
|
60
ekor
|
64
ekor
|
|
b. Pembahasan
Dari
data hasil pengamatan, maka pembahasan yang dikedepankan adalah mengenai
pemberian serasah sebagai pakan bagi cacing adalah bagus, karena pada waktu
selama satu minggu bobot cacing keseluruhan naik sebanyak 30 gram. Dan
jumlahnya pun bertambah dari 60 ekor menjadi 64 ekor. Itu menunjukan bahwa
cacing memang mendapat makanan dari bahan-bahan organik seperti daun-daunan.
6. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari percobaan ini, maka kami
menarik kesimpulan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang ditunjukan oleh
cacing dengan pemberian serasah pada pembudidayaan secara miniatur dalam ember
bekas kapasitas 20 liter menunjukan hasi yang cukup memuaskan. Berat cacing
keseluruhan yang tadinya 90 gram bertambah 30 gram menjadi 120 gram. Adapun
jumlah cacingpun bertambah 4 ekor.
No comments:
Post a Comment