Pages

Saturday 7 December 2013

BUDIDAYA CACING TANAH DENGAN PEMBERIAN PAKAN SERASAH


1.      Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan cacing tanah dengan pemberian pakan berupa serasah melalui pembudidayaan secara miniatur.
2.      Landasan Teori
Cacing tanah merupakan salah satu jenis fauna yang ikut melengkapi khazanah hayati fauna Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok hewan tingkat rendah, dan merupakan kelompok annelida, dimana cacing banyak ditemukan di lingkungan terrestrial basah. Secara langsung atau tidak langsung cacing tanah bermanfaat bagi manusia, misalnya sebagai sumber pupuk organik, peningkatan manfaat limbah organik, sumber protein hewani, bahan baku obat dan kosmetik, dan sebagainya. Buku ini juga membahas biologi cacing tanah mulai dari sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem respirasi dan ekskresi, sistem syaraf, dan sistem reproduksi. Selain itu dibahas juga faktor ekologi yang berpengaruh terhadap kehidupan cacing tanah baik terhadap perkembangbiakan maupun pertumbuhannya (Brata, 2010: 4).
Belakangan ini, cacing merupakan suatu hewan yang banyak dicari seiring dengan semakin banyaknya hewan peliharaan seperti burung, ikan, yang diberi pakan dengan cacing. Agar pemenuhan kebutuhan terhadap cacing terpenuhi, maka sebaiknya cacing dibudidayakan. Dengan dibudidayakannya cacing, para penjual cacing tidak perlu mencari cacing dari tanah ke tanah lain, karena pembudidayaan dapat mempermudah kita. Disamping itu, populasi cacing di alam bebaspun tidak terancam punah.
Tekhnik yang biasa dipraktikkan oleh pembudidaya cacing dalam skala kecil yaitu melewati tahap-tahap seperti penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, dan pemeliharaan. Sarana dan peralatan untuk membudidayakan harus bersifat murah, agar efisien. Dalam hal ini bisa digunakan ember bekas ataupun yang lainnya. Pembibitan, merupakan suatu tahap dalam menginokulasikan atau memindahkan cacing alam bebas ke wadah yang telah disiapkan. Adapun pemeliharaannya dipraktikkan dalam wujud pemberian pakan. Dari rentetan diatas selanjutnya kita dapat memanen cacing tersebut (Bappenas, 2000: 5).
3.      Alat dan Bahan
a.       Alat
Tabel alat yang digunakan
No
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
1
Ember bekas
Kapasitas 20 liter
1
2
Kantong kresek
Besar
secukupnya
3
Tali rapia
Kecil
1
4
kamera
hp
1
5
Neraca
occhaus
1
b.      Bahan
Tabel bahan yang digunakan
No
Nama Bahan
Spesifikasi
Jumlah
1
Cacing tanah
Lumbricus sp.
60 ekor
2
Tanah
Tanah liat
secukupnya
3
Serasah
Serasah daun-daunan
secukupnya
4.      Langkah kerja
Pada kegiatan ini kami melaksanakan langkah-langkah percobaan seperti berikut ini.
Pertama, ember bekas dengan kapasitas 20 liter dipersiapkan. Selanjutnya dalam hal ini media yang digunakan adalah tanah liat. Tanah liat dimasukkan ke ember tersebut sampai terisi tiga perempat dari tinggi ember tersebut.
Langkah kedua, cacing yang telah dibeli dari kios pakan burung dengan jumlah 60 ekor selanjutnya ditimbang, kemudian dimasukkan ke media yang telah dibuat. Selanjutnya ember yang telah berisi cacing, diberi serasah daun-daunan, dan kemudian ember ditutup dengan kantong keresek dan mulut ember diikat dengan tali rapia. Lalu bagian atas dari keresek tersebut diberi lubang untuk pernapasan cacing.
Ketiga, setelah satu minggu, cacing tadi dikeluarkan dari medianya dan ditimbang kembali. Data-data berupa berat cacing dicatat, adapun data lainnya difoto dengan menggunakan kamera ponsel.
5.      Hasil pengamatan dan Pembahasan
a.       Hasil pengamatan
Cacing yang kami budidayakan, mulai diinokulasi tanggal 26 maret 2012 dan berakhir pada tanggal 2 april 2012. Dari percobaan yang kami lakukan selama satu minggu, kami mendapatkan hasil berupa perubahan-perubahan seperti berat cacing keseluruhan, dan jumlah cacing. Adapun data tersebut kami sajikan dalam bentuk tabel hasil pengamatan seperti berikut ini.
Tabel hasil pengamatan
No
Indikator yang diukur
Data yang diperoleh
Keterangan
Di awal
Di akhir
1
Berat cacing
90 gram
120 gram
2
Jumlah cacing
60 ekor
64 ekor
b.      Pembahasan
Dari data hasil pengamatan, maka pembahasan yang dikedepankan adalah mengenai pemberian serasah sebagai pakan bagi cacing adalah bagus, karena pada waktu selama satu minggu bobot cacing keseluruhan naik sebanyak 30 gram. Dan jumlahnya pun bertambah dari 60 ekor menjadi 64 ekor. Itu menunjukan bahwa cacing memang mendapat makanan dari bahan-bahan organik seperti daun-daunan.
6.      Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari percobaan ini, maka kami menarik kesimpulan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang ditunjukan oleh cacing dengan pemberian serasah pada pembudidayaan secara miniatur dalam ember bekas kapasitas 20 liter menunjukan hasi yang cukup memuaskan. Berat cacing keseluruhan yang tadinya 90 gram bertambah 30 gram menjadi 120 gram. Adapun jumlah cacingpun bertambah 4 ekor.

No comments:

Post a Comment