Pages

Saturday 7 December 2013

praktikum analisis bentos

  1. TUJUAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka tujuan penulis dalam menyusun laporan praktikun ini yaitu ingin mengetahui Indeks keragaman  Bentos di sungai kecil daerah banyuresmi dengan rona lingkungan di areal persawahan.
  1. LANDASAN TEORI
Ekologi bila di artikan merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mengkaji Makhluk hidup maupun benda tak hidup beserta hubungan timbal balik diantara Makhluk hidup dengan lingkungan ( Biotik dan Abiotik ) nya.
Bila berbicara Alam ini maka tak akan terlepas dari Makhluk yang ada di dalamnya yang berperan dalam kelangsungan kehidupan di Bumi atau alam ini. artinya ketika kita mengkaji Ekologi maka tak akan tertuju pada satu aspek ( hewan ) saja melainkan berbagai aspek yang mau tidak mau akan ikut di dalamnya.
Dari istilah Ekologi ini kita juga mengenal istilah Ekosistem, Habitat, Adaptasi, dan lain sebagainya. Dalam pembicaar ini penulis menitik beratkan pembicaraan pada aspek Ekosistem yang lebih terspesifikasi pada tujuan laporan ini.
Ekosistem bila kita bedakan berdasarkan fisiologisnya terbagi menjadi  Ekosistem Daratan dan Ekosistem Perairan. Ekosistem daratan seperti yang kita ketahui ada ekosistem di hutan, di gurun , di padang rumput, dan lain sebagainya. Adapun ekosistem Perairan ada ekosistem di kolam, danau, laut, sungai, dan lain sebagainya.
“Water is at the heart of the Elders’ vision of an ecosystem”( Blackstock, 2002: 1)
Di dalam Ekosistem Perairan terdapat beberapa populasi yang hidup di dalamnya, dimulai dari populasi makhluk hidup yang makroskopis hingga  makhluk mikroskopis. Makhluk hidup Makroskopis seperti ikan, lintah, tumbuhan air, dan lain lain disamping itu pula ada Makhluk hidup yang berukuran renik seperti protozoa dan mikroba lain yang ikut andil dalam menjalankan fungsi kehidupan.
Ekosistem perairan ini salah satu contohnya adalah sungai. Terdapat banyak sekali makhluk hidup yang ada di sungai dari mulai sungai yang memiliki aliran air yang deras sampai pada aliran air yang lamban, sungai yang terjangkau sinar matahari sampai ke dasar hingga yang terjangkau sinar matahari hanya bagian permukaannya saja. Faktor – faktor itu pun senantiasa berpengaruh terhadap jenis makhluk hidup yang hidup di dalamnya.
            “…rivers and streams have been considered either as elements of landscape mosaics or as units that are linked to the terrestrial landscape by flows across boundaries or ecotones”( Wiens, 2002: 501)
Bila di klasifikasikan, Makhluk hidup yang habitatnya di perairan ( sungai ) dapat di bedakan menjadi 3 golongan yaitu, pertama, Makhluk hidup yang ada di atas pernukaan air disebut nekton, kedua yang berada sedikit di bawah permukaan air disebut plankton , dan ketiga yang hidup di dasar sungai baik pada Lumpur, tanah, ataupun batuan dinamakan bentos.
            “Freshwater benthic macroinvertebrates, or more simply “benthos”, are animals without backbones that are larger than ½ millimeter (the size of a pencil dot) these animals live on rocks, logs, sediment, debris and aquatic plants during some period in their life”( Maryland Department of Natural Resources: 2)
Plankton berdasarkan jenisnya dapat dibadakan menjadi 2 yaitu fitoplankton dan zooplangkton. Fitoplankton yaitu Plankton jenis tumbuhan yang fungsinya sebagai produsen “makanan” bagi makhluk lain yang hidup berdampingan dengannya dengan cara fotosintesis.
“Phytoplankton always live near the surface of the sea because, like all plants, they require light for photosynthesis, the transformation of water and carbon dioxide into short chain sugars”( UCLA Ocean GLOBE: 3)
 Adapun zooplankton adalah Plankton jenis hewan yang bertindak sebagai konsumen di lingkungannya. tak lepas zooplankton ini sebagai konsumen pertama atau kedua, namun yang pasti zooplankton berposisi sebagai konsumen dari pada fitoplankton.
“Zooplankton (Greek: Zoon, animal; planktos, wandering) are myriads of diverse floating and drifting animals with limited power of locomotion, majority of them are microscopic, unicellular or multicellular forms with size ranging from a few microns to a millimeter or more”( Goswami, 2004: 1)
Bila membahas zooplankton, ada sebagian zooplankton yang dapat dijadikan sebagai indicator akan tingkat pencemaran dari suatu ekosistem peraian. Menurut kutipan perkataan Zimmerman “Where ni is the number of specimens in each taxonomic group, ai is the pollution tolerance score for that taxonomic group, and N is the total number of organisms in sample”( 1993: 85 )
  1. ALAT DAN BAHAn
§  Jala Surber
§  Sikat gigi bekas
§  Saringan
§  Plastik sampel ukuran 0,5 kg
  1. langkah kerja
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan sungai yang akan di teliti plankton dan bentosnya. setelah sungai berhasil ditemukan dan ditentukan, langkah selanjutnya yaitu itu Jala surber dipersiapkan dan di bawa untuk menyaring plankton maupun bentos yang ada di daerah sungai ( Banyuresmi ). setelah jala surber dipasang maka sungai ( wilayah pencuplikan) diberi perlakuan dengan menggoyang tanah atau sediment sungai dengan maksud agar bentos dapat terbawa alairan air dan tersangkut di jala. setelah beberapa saat maka jala diangkat dan di bawa ke darat untuk di amati ( plankton dan bentos ). hal tersebut dilakukan tiga kali pencuplikan di tempat yang telah ditentukan.

No comments:

Post a Comment